Unsur-Unsur Peta
Bagaimanakah suatu peta
dapat disebut sebagai peta yang baik? Unsur-unsur apa saja yang harus ada di
dalamnya?
Sumber: https://pixabay.com/p-2036032/?no_redirect |
1. Judul Peta
Judul
peta harus mencerminkan isi peta. Saat orang-orang pertama kali membaca peta,
diharapkan mereka dapat langsung menangkap secara sekilas mengenai isi peta berdasarkan
apa yang tertulis dalam judul peta. Judul peta juga menunjukkan lokasi yang
dipetakan serta kadang-kadang juga menunjukkan tahun yang berkenaan dengan isi peta.
Judul peta dapat bersifat administratif dan problematik. Contoh judul peta yang
bersifat administratif, misalnya Peta Provinsi Jawa Tengah atau Peta Kabupaten
Boyolali. Contoh judul peta yang bersifat problematik, misalnya Peta Curah
Hujan atau Peta Kepadatan Penduduk. Judul peta dapat pula bersifat gabungan,
misalnya Peta Curah Hujan Provinsi Jawa Tengah atau Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten
Boyolali.
2.
Skala Peta
Skala peta
merupakan perbandingan jarak antara dua objek di peta dan jarak sebenarnya
kedua objek tersebut di permukaan bumi atau kenyataan sebenarnya. Dalam konteks
lain, skala juga dapat diartikan sebagai perbandingan antara jari-jari globe
dan jari-jari bumi (spheroid). Skala
dapat dinyatakan dengan skala angka, skala verbal/kalimat, dan skala grafis.
3.
Sistem Grid (Sistem Koordinat)
Posisi suatu
objek di permukaan bumi dapat dinyatakan dengan posisi (letak) relatif dan
posisi (letak) absolut. Posisi relatif adalah posisi (kedudukan) suatu objek
terhadap objek lainnya. Sementara itu, posisi absolut adalah posisi objek di
permukaan bumi berdasarkan sistem grid/koordinat. Dengan demikian, suatu tempat
akan memiliki posisi absolut yang berbeda dengan tempat lainnya. Koordinat
dapat ditunjukkan oleh adanya garis vertikal dan horizontal dalam peta. Sistem
grid/koordinat yang banyak digunakan dalam peta adalah grid petak, grid
geografis, dan grid UTM (Universal
Transverse Mercator).
4.
Generalisasi
Objek yang
digambarkan dalam peta adalah objek tertentu saja atau hanya sebagian kecil
dari seluruh ketampakan yang sesungguhnya di permukaan bumi. Objek-objek yang digambarkan
tersebut adalah objek yang dibutuhkan informasinya dan sesuai dengan tujuan pembuatan
peta. Oleh karena itu, terdapat suatu pemilihan dan penyederhanaan objek yang
dikenal dengan istilah generalisasi pemetaan. Generalisasi adalah suatu proses
penyederhanaan peta akibat adanya perubahan dari skala besar menjadi skala
kecil, dengan tetap mempertahankan bentuk dan ciri utama peta.
5.
Simbol
Simbol diperlukan
dalam peta untuk menggambarkan objek dan fenomena geografi sehingga setiap informasi
yang disajikan dapat dipahami oleh pengguna peta. Secara sederhana, simbol berarti
suatu gambar yang memiliki makna tertentu. Simbol memegang peranan yang sangat
penting karena simbol merupakan sumber informasi utama mengenai tema suatu peta.
6. Legenda
Legenda adalah suatu keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat pada
peta. Legenda diperlukan agar peta dapat mudah dipahami oleh pengguna atau
pembacanya. Penempatan legenda pada peta dapat dilakukan di tepi peta, bawah
peta, atau bagian lain yang tidak mengganggu isi peta.
7. Inset
Inset merupakan penunjuk lokasi suatu wilayah yang dipetakan terhadap wilayah
di sekitarnya atau terhadap wilayah yang lebih luas. Sebagai contoh, dalam
pembuatan peta administrasi Kabupaten Sukoharjo diberikan inset Peta Provinsi Jawa
Tengah agar pengguna peta mengetahui bahwa Kabupaten Sukoharjo terletak di
Provinsi Jawa Tengah.
8. Orientasi
Orientasi merupakan petunjuk arah pada peta. Dengan adanya orientasi,
pengguna peta dapat memperoleh gambaran mengenai lokasi suatu objek dan
memahami informasi pada peta secara keruangan. Orientasi umumnya berpedoman
pada arah utara, yaitu arah atas peta. Terdapat 3 macam arah utara pada peta,
yaitu utara sebenarnya (true north),
utara peta/utara geografis/utara grid (grid
north), dan utara magnetis (magnetic
north). Utara sebenarnya adalah arah kutub utara bumi yang biasa
digambarkan dengan tanda panah atau bintang pada peta. Utara peta/utara geografis/utara
grid adalah arah utara yang ditunjukkan oleh garis-garis tegak lurus grid suatu
peta. Garis-garis tersebut merupakan hasil proyeksi garis lintang dan bujur
bumi yang kemudian diproyeksikan ke dalam grid. Sementara itu, utara magnetis
adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Jarum kompas akan
menunjuk ke arah kutub utara magnetis bumi yang berlokasi di Jazirah Boshia, sebelah
utara Kanada.
9. Penulisan
Nama-Nama Geografi
Salah satu hal yang sering
kita jumpai dalam peta adalah nama-nama geografi. Nama-nama geografi harus selalu
dicantumkan karena merupakan suatu tanda untuk membantu identifikasi suatu
objek. Dengan adanya nama-nama geografi, maka pengguna peta tidak perlu berpikir
lama untuk mengetahui suatu objek pada peta. Prinsip-prinsip penulisan huruf
untuk nama-nama geografi di antaranya sebagai berikut.
a. Wilayah
administrasi dan nama tempat berwana hitam atau abu-abu.
b. Bentuk
relief seperti pegunungan, bukit, dan sebagainya ditulis dengan huruf miring (italic) berwarna hitam.
c. Nama objek
perairan/perwujudan air ditulis dengan huruf miring (italic) berwarna biru.
10. Komposisi
Peta
Komposisi peta adalah
penyusunan tampilan dan tata letak peta (layout)
gambar utama peta serta unsur-unsur peta lainnya. Tata letak peta sangat penting
agar peta yang dihasilkan menjadi menarik serta mudah untuk dipahami. Komposisi
peta tidak hanya berdasarkan keindahan (seni) saja, melainkan juga harus mengikuti
kaidah/aturan kartografi yang telah dibakukan. Dalam penyusunan komposisi peta
terdapat 2 bagian utama, yaitu peta itu sendiri (muka peta) dan informasi tepi
peta. Informasi tepi peta meliputi judul peta, orientasi, skala, legenda,
grid/koordinat, sumber peta, tahun pembuatan peta, dan informasi penting lainnya.
Komposisi peta juga harus mempertimbangkan keseimbangan dalam tata letak, tipe
huruf, dan ukuran huruf.
No comments:
Post a Comment