Konsep Pusat Pertumbuhan dan Kutub Pertumbuhan
Apakah yang dimaksud dengan konsep pusat
pertumbuhan dan konsep kutub pertumbuhan?
Bagaimanakah penerapan konsep pusat
pertumbuhan dan kutub pertumbuhan agar dapat memajukan suatu wilayah?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/7/7f/Sydney_CBD_from_skyscraper.jpg
|
Pusat pertumbuhan (growth center) dan kutub pertumbuhan (growth pole) merupakan dua istilah yang
sering digunakan dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah. Pusat pertumbuhan
berkaitan erat dengan konsep keruangan, sedangkan kutub pertumbuhan pada
awalnya merupakan konsep ekonomi. Konsep growth centre dan growth pole
diperkenalkan oleh Francis Perroux, berdasarkan hasil pengamatan terhadap perkembangan
kota dan industri di Eropa.
Kesimpulan dari pengamatan Perroux
adalah fakta bahwa pertumbuhan tidak terjadi di sembarang tempat dan juga tidak
terjadi secara serentak. Pertumbuhan terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub perkembangan
dan dengan intensitas yang berubah-ubah. Perkembangan tersebut menyebar secara
beraneka ragam dengan efek yang beraneka ragam juga terhadap keseluruhan perekonomian
wilayah. Konsep dasar dari teori pusat pertumbuhan adalah usaha untuk mengembangkan
suatu tipologi ruang ekonomi sebagai suatu kekuatan yang terdiri atas
pusat-pusat yang memiliki kemampuan untuk menarik kegiatan ekonomi di sekitarnya.
Konsep kutub pertumbuhan dan
konsep pusat pertumbuhan didasarkan pada konsep keunggulan industri dan konsep
polarisasi. Konsep keunggulan industri sebagai pusat/kutub pertumbuhan melalui
keberadaan perusahaan-perusahaan industri besar yang mendominasi kegiatan ekonomi.
Tentunya pemilihan lokasi industri telah memperhatikan faktor infrastruktur,
bahan baku, dan tenaga kerja. Sementara itu, konsep polarisasi merupakan konsep
yang menyatakan bahwa pertumbuhan yang cepat dari industri unggulan dapat
mendorong pemusatan dari kegiatan ekonomi lainnya menuju ke dalam kutub
pertumbuhan. Contoh penerapan konsep pemusatan dapat terlihat dari adanya aglomerasi
industri.
Wilayah pertumbuhan adalah
wilayah yang identik dengan kegiatan industri dan perdagangan. Suatu wilayah
dapat memiliki satu atau beberapa kota besar sebagai pusat pertumbuhan yang di
dalamnya terdapat berbagai kegiatan, baik kegiatan komersial maupun kegiatan
pelayanan publik. Keuntungan dari berbagai kegiatan di pusat pertumbuhan
diharapkan dapat tersebar ke wilayah sekitarnya. Pusat pertumbuhan sengaja
dirancang secara khusus agar dapat memberikan nilai tambah bagi lingkungan
sekitarnya dalam upaya pengembangan wilayah.
Wilayah yang luas merupakan
suatu potensi pembangunan selama dapat dikelola dengan baik. Salah satu pengelolaan
yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan pembagian kerja pada
masing-masing wilayah sesuai dengan potensi yang dimiliki. Atas dasar efisiensi
kerja semacam inilah negara-negara di Eropa yang umumnya memiliki wilayah sempit,
bersama-sama membentuk Uni Eropa. Mereka mencontoh Amerika Serikat yang telah
terlebih dahulu sukses dengan model pengembangan wilayah semacam ini.
Indonesia sebagai negara
kepulauan yang luas, dalam melakukan pengembangan wilayah juga menerapkan konsep
pusat pertumbuhan. Oleh karena wilayahnya yang luas, terdiri atas pulau-pulau,
serta memiliki keberagaman potensi sumber daya alam dan adat budaya, maka
dibuat pembagian wilayah pembangunan. Pembagian wilayah pembangunan dimaksudkan
untuk melakukan pengembangan wilayah sesuai dengan potensi yang dimiliki
wilayah tersebut. Selanjutnya, dibangun kerja sama antarwilayah agar masing-masing
wilayah dapat saling memberikan keuntungan.
Di Indonesia terdapat lima wilayah
pembangunan utama sebagai berikut.
1.
Wilayah
pembangunan A dengan pusat utama Kota Medan.
2.
Wilayah
pembangunan B dengan pusat utama Kota Jakarta.
3.
Wilayah
pembangunan C dengan pusat utama Kota Surabaya.
4.
Wilayah
pembangunan D dengan pusat utama Kota Makasar.
5.
Wilayah
pembangunan E dengan pusat utama Kota Ambon.
No comments:
Post a Comment