Thursday, February 1, 2018

Mengenal Berbagai Macam Citra Satelit Pengindraan Jauh

Mengenal Berbagai Macam Citra Satelit Pengindraan Jauh
Sumber: https://earthobservatory.nasa.gov/blogs/earthmatters/files/2017/04/EarthSat_sm-720x405.jpeg
Apa saja nama-nama citra satelit pengindraan jauh? Bagaimanakah pengelompokan citra satelit pengindraan jauh berdasarkan resolusi spasialnya dan berdasarkan pemanfaatannya?
Ada berbagai macam citra satelit pengindraan jauh. Berdasarkan resolusi spasialnya, citra satelit pengindraan jauh dapat dikelompokkan menjadi citra satelit resolusi rendah, menengah, dan tinggi.

1.    Citra Satelit Resolusi Rendah
Citra satelit resolusi rendah umumnya digunakan untuk kegiatan monitoring kondisi cuaca dan kondisi laut. Karena fenomena yang diamati mencakup wilayah luas, maka diperlukan citra resolusi rendah yang perekamannya dapat mencakup wilayah luas tersebut. Salah satu citra satelit resolusi rendah adalah NOAA.  Satelit NOAA mengorbit mengelilingi bumi pada ketinggian 870 km. NOAA memiliki resolusi spasial 1.100 meter tiap pixel dengan cakupan wilayah perekaman mencapai 2.800 km.

2.    Citra Satelit Resolusi Menengah
Citra satelit resolusi menengah banyak digunakan untuk analisis kondisi lahan, hidrologi, kehutanan, dan pertanian. Contoh citra satelit resolusi menengah di antaranya adalah Landsat, SPOT, dan ASTER. Satelit Landsat pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan dua sensor, yaitu Return Beam Vidicon (RBV) dan Multi Spectral Scanner (MSS) dengan resolusi spasial 80 meter. Satelit Landsat generasi terbaru adalah Landsat 8, diluncurkan pada tahun 2013. Setelah Landsat 4, selain sensor MSS terdapat sensor baru, yaitu Thematic Mapper (TM) yang mempunyai resolusi spasial 30 meter, sensor OLI (Operational Land Imager), dan sensor TIRS (Thermal Infra Red Sensor). Citra SPOT (Systeme Probatoire d’Observation de la Terre) merupakan satelit resolusi spasial menengah yang telah diluncurkan sejak tahun 1986 (SPOT 1, 2, 3, dan 4). Tahun 2001 diluncurkan satelit SPOT 5. Ketinggian orbit satelit ini adalah 822 km, dengan resolusi temporal 2-3 hari. Resolusi spasialnya bervariasi antara 10 hingga 20 meter, serta daerah liputan antara 60 km hingga 120 km pada tiap satu lembar citra. Sementara itu, citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) adalah instrumen/sensor yang dipasang pada satelit Terra, diluncurkan pada Desember 1999. Peluncuran satelit ini merupakan kerja sama antara NASA’s Earth Observing System (EOS) dan Jepang. ASTER menghasilkan citra yang dapat digunakan untuk observasi permukaan lahan, air, dan awan dari panjang gelombang tampak hingga inframerah thermal untuk studi klimatologi, hidrologi, biologi, dan geologi. ASTER memiliki resolusi spasial 15 meter hingga 90 meter dengan liputan wilayah 60 km.

3.    Citra Satelit Resolusi Tinggi
Citra satelit resolusi tinggi berfungsi untuk mendapatkan informasi yang sangat detail mengenai suatu fenomena yang ada di permukaan bumi. Salah satu contohnya adalah untuk mengetahui kerapatan permukiman yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan penggunaan lahan. Citra satelit resolusi tinggi juga dapat memberikan informasi yang akurat untuk kepentingan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam. Contoh citra satelit resolusi tinggi adalah Ikonos, Quickbird, dan World View.
Citra Ikonos memiliki resolusi spasial sangat tinggi, yaitu 3,2 meter untuk multispektral dan 0,82 meter untuk pankromatik. Ikonos mulai diluncurkan pada 24 September 1999 dengan ketinggian orbit satelit 681 kilometer. Luas liputan citra yang dihasilkan antara 11,3 km hingga 13,8 km, dengan resolusi temporal 4 hari. Citra Ikonos dapat digunakan untuk pemetaan kota dan pedesaan, sumber daya alam, bencana alam, pemetaan objek pajak, pertanian dan analisis hutan, pertambangan, teknik sipil, konstruksi, serta untuk deteksi perubahan.
Citra Quickbird memiliki resolusi spasial sangat tinggi, yaitu 2,44 meter untuk multispektral dan 61 sentimeter untuk pankromatik. Pada resolusi 61 sentimeter, bangunan, jalan, jembatan, dan detail infrastruktur lainnya dapat terlihat sangat jelas. Quickbird mulai diluncurkan pada 18 Oktober 2001. Citra ini difokuskan untuk penerapan manajemen lahan, infrastruktur, dan sumberdaya alam. Selain itu, citra Quickbird juga dapat digunakan untuk pengelolaan lingkungan serta pengawasan, rehabilitasi, dan rekonstruksi wilayah pascabencana. Citra satelit resolusi tinggi seperti Quickbird sangat berperan dalam penanganan bencana alam di Indonesia. Citra ini dapat mengidentifikasi bangunan yang rusak dan wilayah mana saja yang mengalami kerusakan.

Berdasarkan pemanfaatannya, citra satelit dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.      Citra satelit untuk pengamatan planet, misalnya citra Ranger dan Viking milik Amerika Serikat serta citra Luna dan Venera milik Rusia.
2.       Citra satelit untuk pengamatan cuaca, misalnya citra NOAA milik Amerika Serikat
3.    Citra satelit untuk pengamatan laut, misalnya citra Seasat milik Amerika Serikat dan MODIS milik Jepang.
4.   Citra satelit untuk pengamatan sumber daya alam, misalnya citra Landsat milik Amerika Serikat dan citra SPOT milik Perancis.

No comments:

Post a Comment

Postingan Terbaru

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya

Klasifikasi Sumber Daya Alam  Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya Bagaimanakah klasifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat da...

Paling Banyak Dibaca