Mengenal Berbagai Macam Citra Satelit Pengindraan Jauh
Sumber: https://earthobservatory.nasa.gov/blogs/earthmatters/files/2017/04/EarthSat_sm-720x405.jpeg |
Apa
saja nama-nama citra satelit pengindraan jauh? Bagaimanakah pengelompokan citra
satelit pengindraan jauh berdasarkan resolusi spasialnya dan berdasarkan
pemanfaatannya?
Ada berbagai macam citra
satelit pengindraan jauh. Berdasarkan resolusi spasialnya, citra satelit
pengindraan jauh dapat dikelompokkan menjadi citra satelit resolusi rendah, menengah,
dan tinggi.
1. Citra Satelit Resolusi Rendah
Citra satelit resolusi
rendah umumnya digunakan untuk kegiatan monitoring kondisi cuaca dan kondisi
laut. Karena fenomena yang diamati mencakup wilayah luas, maka diperlukan citra
resolusi rendah yang perekamannya dapat mencakup wilayah luas tersebut. Salah
satu citra satelit resolusi rendah adalah NOAA.
Satelit NOAA mengorbit mengelilingi bumi pada ketinggian 870 km. NOAA
memiliki resolusi spasial 1.100 meter tiap pixel dengan cakupan wilayah perekaman
mencapai 2.800 km.
2. Citra Satelit Resolusi Menengah
Citra satelit resolusi
menengah banyak digunakan untuk analisis kondisi lahan, hidrologi, kehutanan, dan
pertanian. Contoh citra satelit resolusi menengah di antaranya adalah Landsat,
SPOT, dan ASTER. Satelit Landsat pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan
dua sensor, yaitu Return Beam Vidicon (RBV) dan Multi Spectral
Scanner (MSS) dengan resolusi spasial 80 meter. Satelit Landsat generasi
terbaru adalah Landsat 8, diluncurkan pada tahun 2013. Setelah Landsat 4, selain
sensor MSS terdapat sensor baru, yaitu Thematic Mapper (TM) yang
mempunyai resolusi spasial 30 meter, sensor OLI (Operational Land Imager), dan sensor TIRS (Thermal Infra Red Sensor). Citra SPOT (Systeme Probatoire d’Observation de la Terre) merupakan satelit
resolusi spasial menengah yang telah diluncurkan sejak tahun 1986 (SPOT 1, 2,
3, dan 4). Tahun 2001 diluncurkan satelit SPOT 5. Ketinggian orbit satelit ini
adalah 822 km, dengan resolusi temporal 2-3 hari. Resolusi spasialnya
bervariasi antara 10 hingga 20 meter, serta daerah liputan antara 60 km hingga
120 km pada tiap satu lembar citra. Sementara itu, citra ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and
Reflection Radiometer) adalah instrumen/sensor yang dipasang pada satelit
Terra, diluncurkan pada Desember 1999. Peluncuran satelit ini merupakan kerja sama
antara NASA’s Earth Observing System (EOS) dan Jepang. ASTER menghasilkan
citra yang dapat digunakan untuk observasi permukaan lahan, air, dan awan dari
panjang gelombang tampak hingga inframerah thermal untuk studi klimatologi,
hidrologi, biologi, dan geologi. ASTER memiliki resolusi spasial 15 meter hingga
90 meter dengan liputan wilayah 60 km.
3. Citra Satelit Resolusi Tinggi
Citra satelit resolusi
tinggi berfungsi untuk mendapatkan informasi yang sangat detail mengenai suatu
fenomena yang ada di permukaan bumi. Salah satu contohnya adalah untuk
mengetahui kerapatan permukiman yang berhubungan dengan kepadatan penduduk dan
penggunaan lahan. Citra satelit resolusi tinggi juga dapat memberikan informasi
yang akurat untuk kepentingan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana alam.
Contoh citra satelit resolusi tinggi adalah Ikonos, Quickbird, dan World View.
Citra Ikonos memiliki
resolusi spasial sangat tinggi, yaitu 3,2 meter untuk multispektral dan 0,82
meter untuk pankromatik. Ikonos mulai diluncurkan pada 24 September 1999 dengan
ketinggian orbit satelit 681 kilometer. Luas liputan citra yang dihasilkan
antara 11,3 km hingga 13,8 km, dengan resolusi temporal 4 hari. Citra Ikonos
dapat digunakan untuk pemetaan kota dan pedesaan, sumber daya alam, bencana
alam, pemetaan objek pajak, pertanian dan analisis hutan, pertambangan, teknik
sipil, konstruksi, serta untuk deteksi perubahan.
Citra Quickbird memiliki
resolusi spasial sangat tinggi, yaitu 2,44 meter untuk multispektral dan 61 sentimeter
untuk pankromatik. Pada resolusi 61 sentimeter, bangunan, jalan, jembatan, dan
detail infrastruktur lainnya dapat terlihat sangat jelas. Quickbird mulai diluncurkan
pada 18 Oktober 2001. Citra ini difokuskan untuk penerapan manajemen lahan,
infrastruktur, dan sumberdaya alam. Selain itu, citra Quickbird juga dapat
digunakan untuk pengelolaan lingkungan serta pengawasan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi wilayah pascabencana. Citra satelit resolusi tinggi seperti Quickbird
sangat berperan dalam penanganan bencana alam di Indonesia. Citra ini dapat
mengidentifikasi bangunan yang rusak dan wilayah mana saja yang mengalami
kerusakan.
Berdasarkan pemanfaatannya,
citra satelit dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Citra satelit
untuk pengamatan planet, misalnya citra Ranger dan Viking milik Amerika Serikat
serta citra Luna dan Venera milik Rusia.
2. Citra satelit
untuk pengamatan cuaca, misalnya citra NOAA milik Amerika Serikat
3. Citra satelit
untuk pengamatan laut, misalnya citra Seasat milik Amerika Serikat dan MODIS
milik Jepang.
4. Citra satelit
untuk pengamatan sumber daya alam, misalnya citra Landsat milik Amerika Serikat
dan citra SPOT milik Perancis.
No comments:
Post a Comment