Tipologi (Karakteristik) Desa
Sumber: https://pixabay.com/p-2582432/?no_redirect |
Bagaimana
kita dapat mengetahui tipologi (karakteristik) suatu desa?
Menurut Nasikun (2007), tipologi
(karakteristik) desa dapat diketahui berdasarkan kegiatan pokok masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu, dikenal adanya
desa pertanian, desa nelayan, atau desa industri. Selain itu, tipologi desa
juga dapat dilihat dari perkembangan masyarakatnya.
Tipologi desa berdasarkan
perkembangan masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Desa Tradisional
Mayoritas desa tradisional
dapat ditemukan di daerah pedalaman. Kehidupan masyarakat di pedalaman, seperti
bercocok tanam, cara memasak makanan, dan cara pemeliharaan kesehatan masih sangat
bergantung kepada alam.
2. Desa Swadaya
Kondisi desa ini relatif statis
serta bergantung kepada keterampilan pemimpinnya dalam mengelola desa. Di desa ini
kedudukan seseorang dinilai berdasarkan keturunan dan kepemilikan lahan, baik
lahan sebagai tempat bermukim maupun lahan persawahan/perkebunan sebagai pusat
mata pencaharian.
3. Desa Swakarya
Desa ini mulai dipengaruhi
oleh adanya unsur dari luar, berupa program inovasi desa, demokrasi, serta
mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat. Kedudukan seseorang dalam
masyarakat tidak lagi ditentukan berdasarkan keturunan dan kepemilikan lahan,
tetapi berdasarkan karya dan keterampilan setiap individu.
4. Desa Swasembada
Kehidupan masyarakat di desa
ini telah maju, ditandai dengan dikenalnya mekanisme teknologi pertanian
modern. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan lebih besar dan aktif sesuai
dengan keterampilan dan
kapasitas pada bidangnya. Desa ini memiliki kelebihan hasil desa sehingga mampu
menjualnya ke luar wilayah.
5. Desa Pancasila
Tipe desa ini ideal serta sesuai
dengan cita-cita bersama yang berasaskan Pancasila. Masyarakat desa ini menjunjung
tinggi tercapainya masyarakat adil dan makmur dalam segala bidang kehidupan.
No comments:
Post a Comment