Konsep-Konsep Pengembangan Wilayah
Bagaimanakah cara-cara yang dapat diterapkan
untuk mengembangkan suatu wilayah?
Hal-hal apa saja yang harus dipertimbangkan
ketika hendak merencanakan pengembangan wilayah?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a8/Johannesburg.jpg |
Pengembangan
wilayah adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan
hidup masyarakat di wilayah tertentu dan untuk mengurangi ketimpangan
antarwilayah. Pengembangan wilayah merupakan program yang dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu berdasarkan kontribusi sumber daya yang ada. Hingga saat
ini, berbagai konsep pengembangan wilayah telah diterapkan di berbagai negara melalui
penerapan berbagai disiplin ilmu.
Pengembangan
wilayah sangat bergantung kepada potensi sumber daya alam, ekonomi, kondisi
sosial budaya, dan infrastruktur yang dimiliki oleh suatu wilayah. Konsep
pengembangan wilayah terdiri atas konsep pengembangan wilayah berbasis
karakteristik sumber daya, konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang,
konsep pengembangan wilayah terpadu, dan konsep pengembangan wilayah berbasis
kelompok (cluster).
1. Konsep
Pengembangan Wilayah Berbasis Karakteristik Sumber Daya
Pengembangan
wilayah dapat dilakukan berdasarkan karakteristik sumber daya yang dimiliki
oleh suatu wilayah. Dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki, maka dapat
ditentukan arahan pengembangan wilayah yang paling tepat. Konsep pengembangan
wilayah berbasis karakteristik sumber daya masih dapat diklasifikasikan lagi
menjadi pengembangan wilayah berbasis sumber daya, pengembangan wilayah
berbasis komoditas unggulan, pengembangan wilayah berbasis efisiensi, dan pengembangan
wilayah berbasis pelaku pembangunan.
Terdapat beberapa
strategi yang dapat diterapkan dalam konsep pengembangan wilayah berbasis
sumber daya, di antaranya sebagai berikut.
a. Bagi wilayah yang memiliki banyak sumber
daya manusia, namun sumber daya alamnya terbatas, strategi pengembangan yang
tepat adalah dengan menciptakan lapangan kerja yang bersifat padat karya dan melakukan
pengiriman tenaga kerja ke wilayah lain.
b. Bagi wilayah yang memiliki keindahan alam serta seni
budaya, strategi pengembangan yang tepat adalah dengan diarahkan untuk
mengembangkan sektor kepariwisataan beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
c. Bagi wilayah yang memiliki sumber daya
alam melimpah, strategi pengembangan yang tepat adalah dengan melakukan ekspor
ke wilayah lain, baik berupa bahan mentah maupun bahan setengah jadi.
d. Bagi wilayah yang memiliki keterbatasan manajemen,
strategi pengembangan yang tepat adalah dengan diarahkan membangun sistem
kelembagaan yang kuat dan manajemen yang baik.
Konsep pengembangan wilayah
berbasis komoditas unggulan mengandalkan keberadaan komoditas unggulan sebagai
motor penggerak pembangunan wilayah. Sebagai contoh, wilayah Malang memiliki komoditas
unggulan buah apel. Pengembangan wilayah dapat dilakukan adalah dengan
optimalisasi komoditas apel. Dengan demikian, berbagai kegiatan yang dilakukan
di wilayah ini seperti pertanian, perdagangan, dan pariwisata akan selalu berkenaan
dengan komoditas tersebut sebagai unggulan.
Konsep pengembangan wilayah
berbasis efisiensi merupakan pengembangan wilayah melalui pembangunan di bidang
ekonomi dengan porsi yang lebih besar dibandingkan bidang-bidang yang lain.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan dalam rangka menghadapi pasar bebas (pasar persaingan
sempurna). Sementara itu, dalam konsep pengembangan wilayah berbasis pelaku pembangunan,
pengembangan wilayah mengandalkan peranan setiap pelaku pembangunan dalam
bidang ekonomi sebagai fokus utama dalam pengembangan wilayah. Pelaku pembangunan
dapat berupa usaha kecil/ rumah tangga (household),
lembaga keuangan (financial institution),
lembaga bukan keuangan (nonfinancial institution),
usaha lembaga sosial (nonprofit
institution), dan pemerintah (government).
2. Konsep
Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang
Konsep pengembangan
wilayah berbasis penataan ruang dilakukan berdasarkan penataan ruang wilayah
provinsi dan wilayah kabupaten. Konsep ini terdiri atas konsep pusat
pertumbuhan dan konsep integrasi fungsional. Pusat pertumbuhan dapat ditetapkan
melalui penataan ruang wilayah. Suatu tempat yang ditetapkan sebagai pusat
pertumbuhan sebaiknya merupakan suatu wilayah yang memiliki infrastruktur yang
baik. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghemat investasi prasarana dasar
sehingga sektor unggulan dapat dikembangkan dengan cepat. Setelah itu,
pengembangan untuk wilayah di sekitarnya diharapkan melalui proses tetesan ke bawah.
Di Indonesia, konsep ini diimplementasikan dalam bentuk kawasan andalan.
Kawasan andalan ditetapkan dengan maksud sebagai wilayah yang dapat menggerakkan
perekonomian wilayah di sekitarnya melalui pengembangan sektor-sektor unggulan.
Konsep integrasi fungsional adalah
konsep pengembangan wilayah berbasis penataan ruang yang mengutamakan adanya
integrasi antara berbagai pusat pertumbuhan untuk saling melengkapi. Konsep ini
menyatakan bahwa suatu wilayah memiliki hierarki (tingkatan atau jenjang) yang harus dikembangkan secara menyeluruh sesuai dengan
porsi masing-masing wilayah. Konsep ini dikembangkan dalam konsep center-periphery,
yaitu konsep integrasi fungsional yang dimaksudkan agar terjadi ikatan yang kuat
ke depan maupun ke belakang dari suatu proses pengembangan wilayah.
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
9/96/Buena_Vista_Homes_Accra.jpg
|
Pembangunan yang
dilaksanakan selama ini cenderung masih bersifat top down. Maksudnya, kebijakan
dan keputusan terhadap wilayah-wilayah ditentukan oleh pemerintah pusat.
Kebijakan ini tidak dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat apabila pemerintah
kurang memahami kondisi wilayah di bawahnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya
masukan dari setiap wilayah kepada pemerintah pusat untuk menjadi pertimbangan
dalam menentukan kebijakan.
3. Konsep
Pengembangan Wilayah Terpadu
Pengembangan wilayah
terpadu merupakan upaya pembangunan wilayah-wilayah khusus yang bersifat lintas
sektoral agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menanggulangi
kemiskinan di wilayah yang relatif tertinggal. Program ini berorientasi pada
strategi pemerataan pembangunan yang dapat berorientasi sektoral maupun regional.
Apabila berkaitan dengan beragamnya kegiatan sektoral dalam satu wilayah, maka
program ini berorientasi sektoral. Sementara itu, apabila terkait dengan upaya untuk
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan dari suatu wilayah tertentu, maka program
ini berorientasi regional. Sebagai contoh, pengembangan wilayah terpadu adalah pengembangan
wilayah kepulauan, pengembangan kawasan penyangga, pengembangan konservasi lahan
kritis dan lingkungan hidup, serta pengembangan wilayah tertinggal dan
perbatasan.
Konsep
pengembangan wilayah secara terpadu berarti penanganan pelaksanaan program
dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang bersifat multisektor, serta
disesuaikan menurut permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing wilayah. Aspek-aspek
utama kegiatan pengembangan didasarkan pada pengembangan kualitas sumber daya
manusia, melalui berbagai bentuk pelatihan, transformasi teknologi, serta
berorientasi pada kebutuhan permintaan pasar. Pengelolaan program pengembangan
wilayah terpadu sepenuhnya melibatkan pemerintah daerah tingkat kabupaten dan
masyarakat.
Pengembangan wilayah
secara terpadu dilakukan dengan memberikan peluang peran serta yang lebih besar
kepada lembaga swadaya masyarakat, kaum muda, kaum wanita, dan organisasi
masyarakat lainnya. Konsep pengembangan wilayah terpadu belum dapat berhasil
secara optimal karena program ini belum diikuti oleh pengembangan kelembagaan
pengelolaan yang dapat menjamin keberlanjutan program. Program kegiatan yang
dilaksanakan juga masih berorientasi pada kegiatan pembangunan prasarana dan
sarana fisik dan kurang memperhatikan transfer pengetahuan maupun teknologi kepada
masyarakat lokal.
4. Konsep
Pengembangan Wilayah Berbasis Kelompok (Cluster)
Konsep
pengembangan wilayah berbasis cluster merupakan konsep yang mulai
dikembangkan di beberapa negara. Cluster diartikan sebagai konsentrasi
dari suatu kelompok kerja sama bisnis atau unit-unit usaha dan lembaga-lembaga
yang bekerja sama dan saling tergantung satu sama lain dalam bidang unggulan
tertentu. Cluster juga dapat dipandang sebagai suatu kelompok pembangun
ekonomi wilayah yang menunjukkan adanya spesialisasi wilayah serta terfokus
pada industri tertentu. Setiap anggota cluster memiliki hubungan yang
saling berkontribusi, khususnya dalam bidang infrastruktur, teknologi, tenaga
kerja ahli, dan jasa pelayanan.
Arah
pengembangan cluster yang diharapkan adalah menarik investasi baru,
mendorong adanya ekspansi, dan terbentuknya unit usaha baru. Tujuan pengembangan
wilayah berbasis cluster adalah sebagai berikut.
a. Berkembangnya pasar dan jaringan kerja internasional.
b. Kesempatan untuk mengembangkan inovasi dan perdagangan
melalui jaringan kerja yang kuat.
c. Berkembangnya infrastruktur pendukung.
d. Diharapkan adanya manfaat dalam kesejahteraan,
kesempatan kerja, dan ekspor.
e. Tumbuhnya generasi pengusaha-pengusaha lokal baru yang
memiliki sendiri usaha bisnisnya.
f. Berkembangnya kemitraan dengan pemerintah berdasarkan atas
hubungan saling ketergantungan.
g. Berkembangnya budaya baru dalam upaya-upaya kerjasama dengan
biaya transaksi yang rendah.
Sektor industri adalah motor
penggerak dalam pengembangan wilayah berbasis cluster. Adanya kesadaran
bahwa industri utama dan unit-unit usaha di sekitarnya saling terkait satu dengan
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, merupakan dasar berkembangnya
cluster. Pengembangan wilayah berdasarkan cluster terfokus pada
keterkaitan dan ketergantungan antarpelaku dalam suatu jaringan kerja produksi hingga
jasa pelayanan dan upaya-upaya inovasi pengembangannya. Sebagai contoh cluster
yang telah dikembangkan di luar negeri, antara lain adalah cluster anggur
di Adelaide (Australia) dan cluster budidaya air di Port Lincoln
(Australia).
thanks...buat artikelnya. ini sangat membantu sekali bagi saya
ReplyDeleteTerima kasih atas apresiasi yang Saudara berikan. Saya senang bisa membantu :)
ReplyDelete