Unsur-Unsur Interpretasi Citra Pengindraan Jauh
Apa
saja macam-macam unsur interpretasi citra pengindraan jauh? Bagaimana cara
untuk mengenali suatu objek pada citra berdasarkan unsur-unsur interpretasi
pengindraan jauh?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d5/Stereoskop.jpg |
Kemampuan untuk menguasai
teknik interpretasi citra pengindraan jauh sangat penting karena tanpa hal ini
kita tidak akan dapat memperoleh informasi yang kita harapkan. Interpretasi
citra dapat dilakukan secara digital maupun secara manual. Interpretasi secara
digital dilakukan dengan bantuan perangkat lunak (software) pengolahan citra digital. Cara ini hanya bisa dilakukan
pada citra satelit format digital. Interpretasi digital dilakukan dengan memperhatikan
nilai/pola spektral pada pixel suatu citra sehingga dapat membedakan
objek satu dan yang lainnya. Sementara itu, interpretasi manual merupakan upaya untuk mengenali objek pada citra
berdasarkan unsur-unsur interpretasi. Interpretasi visual dapat dilakukan pada
citra digital di komputer maupun pada citra yang telah tercetak. Interpretasi
pada citra yang telah tercetak dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau secara
monoskopis dan dengan menggunakan stereoskop atau secara stereoskopis.
Dalam melakukan interpretasi
secara manual, terdapat unsur-unsur interpretasi yang dapat menjadi kunci untuk
mengenali ketampakan yang ada pada citra. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Rona/Warna
Rona adalah
gelap/terangnya tampilan citra berdasarkan proporsi radiasi atau emisi spektrum
elektromagnet yang dipantulkan objek dan ditangkap oleh sensor. Tiap objek di
permukaan bumi memiliki karakteristik tersendiri dalam memantulkan sinar yang mengenainya.
Apabila pantulannya rendah, maka ronanya tampak gelap (hitam). Sementara itu,
apabila pantulannya tinggi, maka ronanya tampak cerah (putih). Contohnya, air
sungai yang jernih akan menyerap energi dan pantulannya rendah sehingga pada
citra akan tampak gelap/berwarna hitam. Sebaliknya, apabila sungai tersebut keruh
yang disebabkan oleh banyaknya sedimen, maka ronanya akan lebih cerah karena sedimen
tersebut menyebabkan pantulan lebih besar.
2. Bentuk
Bentuk adalah
konfigurasi umum dari objek. Bentuk merupakan kunci pengenalan yang penting karena
banyak objek yang bentuknya khas sehingga sering kali pengenalannya pada citra dapat
dilakukan berdasarkan pada bentuknya saja. Dalam hal ini, bentuk bentang budaya
lebih sederhana, teratur, dan mudah dikenali daripada bentang alamiah.
3. Ukuran
Ukuran meliputi panjang,
lebar, luas, dan kemiringan dari suatu objek. Bangunan yang digunakan untuk
perkantoran, sekolah, atau pabrik, umumnya lebih besar daripada bangunan yang
digunakan untuk rumah. Jalan yang lebih lebar dapat menunjukkan jalan utama, sedangkan
jalan yang lebih sempit menunjukkan jalan lokal atau gang.
4. Bayangan
Adanya bayangan menunjukkan bahwa
terdapat objek yang menghalangi sinar matahari. Sinar matahari tidak dapat
mengenai suatu objek tertentu karena terhalang oleh objek lain. Bayangan
merupakan kunci pengenalan yang penting karena bentuk bayangan dapat mencerminkan
objek, seperti menara tinggi, cerobong asap, lereng terjal, dan sebagainya.
Dalam penelitian geomorfologi, panjang bayangan juga dapat memperjelas bentuk
lahan di permukaan bumi. Akan tetapi, bayangan juga dapat menutupi beberapa
objek sehingga menyulitkan dalam pengenalan objek.
5. Tekstur
Tekstur merupakan gabungan
dari unsur-unsur yang terlalu kecil untuk dibedakan tersendiri, yaitu gabungan
antara rona, ukuran, jarak satu sama lain, susunan, dan efek bayangan. Tekstur
juga dapat didefinisikan sebagai frekuensi rona pada citra. Tekstur dapat
dibedakan menjadi kasar atau halus, seragam atau tidak seragam, granular atau
linear, wooly (seperti bulu) atau mottled (tidak teratur/belang-
belang), dan sebagainya.
6. Pola
Pola adalah susunan
keruangan dari suatu objek. Pola dapat dijumpai pada ketampakan alam maupun
buatan manusia. Misalnya, pola permukiman (buatan manusia), pola aliran yang
menunjukkan kondisi geologi dan geomorfologi, pola singkapan batuan, pola patahan,
dan sebagainya.
7. Situs
Situs adalah
lokasi suatu objek dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya. Situs juga
dapat didefinisikan sebagai lokasi atau satuan terkecil dari medan. Sebagai
contoh, banyak vegetasi yang secara karakteristik terikat pada situs tertentu, seperti
rawa dan tanggul sungai.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah
pengenalan objek berdasarkan hubungannya dengan objek yang lain. Sebagai
contoh, adanya lahan kosong yang dekat dengan gedung mungkin merupakan halaman atau
lahan parkir. Jadi, asosiasi dapat membantu untuk mengenali suatu objek
berdasarkan keberadaan objek lain. Asosiasi tidak hanya untuk ketampakan buatan
manusia saja, tetapi juga untuk ketampakan alam. Misalnya, pola aliran radial
menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan kerucut gunung api, pola aliran anular
menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah pegunungan dome. Tentu kepastian
pengenalan objek yang diinterpretasi harus didukung dengan unsur interpretasi lainnya.
No comments:
Post a Comment