Bentuklahan Struktural
Apakah yang dimaksud dengan bentuklahan struktural?
Proses apa saja yang terjadi dan memengaruhinya?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8a/ Rocks_El_Torcal_de_Antequera_karst_Andalusia_Spain.jpg |
Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi akibat pengangkatan
atau penurunan permukaan bumi dengan proses yang lambat, cakupan luas, dan
dalam kurun waktu lama. Epirogenesa dibedakan menjadi epirogenesa positif
dan epirogenesa negatif. Epirogenesa positif adalah gerak
turunnya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan laut mengalami
kenaikan. Contoh epirogenesa positif adalah turunnya pulau-pulau di
Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dan Kepulauan Banda). Epirogenesa
negatif adalah gerakan naiknya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan
laut mengalami penurunan. Contoh epirogenesa negatif adalah naiknya
Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
Orogenesa merupakan
peristiwa kebalikan dari epirogenesa, yaitu gerakan pada lapisan kulit
bumi akibat pengangkatan atau penurunan permukaan bumi dengan proses yang
relatif cepat, cakupan sempit, dan dalam kurun waktu relatif singkat. Orogenesa
menghasilkan patahan dan lipatan yang banyak dijumpai di berbagai tempat di
permukaan bumi.
1. Lipatan (Fold)
Lipatan terjadi akibat
adanya aktivitas tenaga endogen secara mendatar pada permukaan bumi yang
bersifat plastis (liat/lentur/lunak). Saat permukaan bumi yang bersifat plastis
mengalami tekanan secara terus-menerus, maka permukaan bumi akan terlipat.
Lipatan membentuk ketampakan berupan cembungan dan cekungan. Puncak lipatan berupa
permukaan cembung disebut sebagai antiklinal, sedangkan bagian lembah berupa permukaan
cekung disebut sebagai sinklinal. Terdapat juga istilah lipatan monoklinal, yaitu
lipatan yang terbentuk pada wilayah yang telah mengalami patahan sebelumnya.
Kemiringan lipatan monoklinal hanya terdapat pada satu sisi saja, yaitu pada bagian
yang mengalami patahan.
Berdasarkan posisi sumbu lipatan,
lipatan dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Lipatan tegak (symmetrical folds), yaitu lipatan yang terbentuk
akibat pengaruh tekanan secara horizontal dengan arah yang sama dan sama kuat.
b. Liputan miring (asymmetrical folds), yaitu lipatan yang terbentuk
akibat pengaruh tekanan secara horizontal dengan arah yang tidak sama.
c. Lipatan
menggantung, yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara
horizontal dengan arah yang tidak sama, bagian puncaknya terangkat tinggi sehingga
seolah seperti menggantung.
d. Lipatan isoklinal,
yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal yang
terjadi secara terus-menerus membentuk permukaan yang sejajar.
e. Lipatan rebah (overturned folds), yaitu lipatan yang terbentuk
akibat pengaruh tekanan secara horizontal dari satu arah saja secara terus-menerus.
f. Lipatan kelopak, terbentuk akibat tekanan dari dalam, namun
bagian tengah lapisan tidak menjadi tipis.
2. Patahan (Faults)
Patahan terjadi akibat adanya
aktivitas tenaga endogen dengan tekanan yang sangat kuat terhadap permukaan
bumi yang bersifat keras sehingga menyebabkan patahnya lapisan batuan kerak
bumi. Patahan menghasilkan ketampakan berupa graben/slenk dan horst.
Graben adalah ketampakan permukaan bumi yang lebih rendah daripada
daerah sekelilingnya. Graben terbentuk akibat tekanan berupa tarikan
dari dua arah sehingga kerak bumi mengalami penurunan. Sementara itu, horst adalah
ketampakan berupa permukaan yang lebih tinggi daripada daerah sekelilingnya. Horst
terbentuk akibat tekanan secara horizontal yang memusat sehingga kerak bumi
mengalami kenaikan. Bagian yang mengalami pergeseran posisi, baik naik maupun turun,
disebut sebagai dinding menggantung (hanging
wall). Bagian yang tetap posisinya disebut sebagai dinding kaki (footwall). Terdapat pula ketampakan yang
disebut sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal saat hanya
sebagian permukaan saja yang mengalami pergeseran.
Patahan dapat dibedakan menjadi dip slip faults dan strike strip faults. Dip slip faults adalah patahan secara vertikal yang bentuknya mengikuti sudut kemiringan lereng. Sementara itu, strike strip faults adalah patahan secara horizontal yang bentuknya mengikuti arah lereng. Dip slip faults dapat dibedakan menjadi normal fault dan reserve fault. Normal fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak turun terhadap footwall. Reserve fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak naik terhadap footwall.
Patahan dapat dibedakan menjadi dip slip faults dan strike strip faults. Dip slip faults adalah patahan secara vertikal yang bentuknya mengikuti sudut kemiringan lereng. Sementara itu, strike strip faults adalah patahan secara horizontal yang bentuknya mengikuti arah lereng. Dip slip faults dapat dibedakan menjadi normal fault dan reserve fault. Normal fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak turun terhadap footwall. Reserve fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak naik terhadap footwall.
No comments:
Post a Comment