Air Tanah
Apakah
yang dimaksud dengan air tanah? Bagaimanakah air tanah dapat terbentuk?
Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi keberadaan mata air di suatu daerah?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
1/1f/Well%2C_Prague_Satalice.jpg
|
Persentase air tanah di permukaan bumi kurang lebih
20% dari jumlah seluruh air tawar di permukaan bumi. Jumlah tersebut menunjukkan
potensi air tanah yang dapat dimanfaatkan dengan bijak oleh manusia. Selain dalam
hal jumlah ketersediaan, air tanah memiliki kelebihan dibandingkan dengan air
permukaan, yaitu kualitasnya yang relatif lebih baik. Tingkat pencemaran air
tanah tidak sebanyak pencemaran air di permukaan.
1. Pengertian Air Tanah
Air tanah (groundwater)
adalah air yang mengisi pori-pori atau ruang di antara tanah maupun batuan di
zona jenuh. Lapisan di atas zona jenuh terdapat zona tidak jenuh, sebagian
terisi oleh udara dan air lengas. Air tanah bersifat dinamis, artinya air tanah
selalu bergerak. Akan tetapi, tidak di setiap tempat di permukaan bumi dapat
dijumpai air tanah. Banyak air tanah antara satu tempat dan tempat yang lain juga
berbeda. Hal tersebut disebabkan karena keberadaan air tanah dipengaruhi oleh
iklim/musim, pasokan air, kondisi geologi, kondisi geomorfologi, keberadaan
vegetasi, dan aktivitas manusia.
2. Lapisan
Pembawa Air Tanah (Akuifer)
Berdasarkan sifat dalam
merespon air, batuan dapat dibedakan menjadi batuan yang lolos air (permeable) dan batuan yang tidak lolos
air (impermeable). Tidak semua
lapisan batuan dapat menyimpan maupun mengalirkan air tanah. Lapisan batuan
yang dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah yang cukup disebut
dengan akuifer (aquifer). Lapisan
batuan yang dapat menyimpan air, namun hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah
yang sedikit disebut dengan akuiklud (aquiclude).
Terdapat pula istilah akuitar (aquitard),
yaitu lapisan batuan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dengan jumlah
sangat sedikit. Sementara itu, lapisan batuan yang sama sekali tidak dapat
menyimpan dan mengalirkan air disebut dengan akuifug (aquifuge).
Berdasarkan letak atau posisi terhadap batuan kedap air, akuifer dibedakan
menjadi akuifer tertekan dan akuifer tidak tertekan. Akuifer tertekan (confining aquifer) disebut juga sebagai
akuifer dalam, yaitu akuifer yang terletak di antara dua lapisan kedap air. Sementara
itu, akuifer tidak tertekan (unconfining aquifer)
disebut juga sebagai akuifer bebas atau akuifer dangkal, yaitu akuifer yang
terletak di atas lapisan kedap air. Batas atas akuifer tidak tertekan disebut
dengan muka air tanah. Akibat dari adanya tekanan hidrostatis (tekanan zat
cair) yang lebih besar daripada tekanan atmosfer, terjadi semburan air
(artesis). Hal inilah yang dimanfaatkan untuk membuat sumur artesis (sumur artois).
Sumur artesis hanya akan memancarkan air dari akuifer tertekan, bukan dari
akuifer bebas. Terdapat lapisan kedap air (confining
layer) yang dapat ditembus air, disebut dengan akuifer bocor (leaky aquifer). Selain itu, terdapat
pula lapisan kedap air yang tidak kontinu atau hanya setempat-setempat, disebut
dengan akuifer menggantung (perched
aquifer).
3. Mata Air
Mata air (spring) adalah suatu tempat di mana
terjadi aliran air dari batuan ke permukaan tanah secara alami. Keberadaan mata
air di suatu daerah dipengaruhi oleh faktor topografi, susunan perlapisan batuan,
dan sifat batuan. Mata air bersumber dari air tanah dengan debit yang
bervariasi. Debit mata air dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim penghujan, debit
mata air relatif besar. Selanjutnya debit tersebut berangsur-angsur mengecil,
bahkan sampai habis saat musim kemarau. Mata air dibedakan menjadi mata air
depresi (depression spring), mata air
kontak (contact spring), mata air
sesar (fault spring), mata air sinkhole (sinkhole spring), mata air kekar (joint spring), dan mata air retakan (fracture spring).
No comments:
Post a Comment