Tuesday, January 16, 2018

Bentuklahan Struktural

Bentuklahan Struktural

Apakah yang dimaksud dengan bentuklahan struktural? Proses apa saja yang terjadi dan memengaruhinya?
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8a/
           Rocks_El_Torcal_de_Antequera_karst_Andalusia_Spain.jpg
Bentuklahan struktural adalah bentuklahan yang terbentuk akibat adanya tenaga endogen (tenaga dari dalam bumi) sehingga timbul tekanan pada kerak bumi dan mengakibatkan perubahan bentuk permukaan bumi. Perubahan bentuk dan posisi lapisan bumi, baik secara vertikal maupun secara horizontal disebut sebagai peristiwa tektonisme atau diatropisme. Berdasarkan kecepatan gerak dan luas cakupannya, tektonisme dibedakan menjadi epirogenesa (epirogenetik) dan orogenesa (orogenetik).

Epirogenesa adalah gerakan pada lapisan kulit bumi akibat pengangkatan atau penurunan permukaan bumi dengan proses yang lambat, cakupan luas, dan dalam kurun waktu lama. Epirogenesa dibedakan menjadi epirogenesa positif dan epirogenesa negatif. Epirogenesa positif adalah gerak turunnya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan laut mengalami kenaikan. Contoh epirogenesa positif adalah turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dan Kepulauan Banda). Epirogenesa negatif adalah gerakan naiknya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan laut mengalami penurunan. Contoh epirogenesa negatif adalah naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika Serikat.
Orogenesa merupakan peristiwa kebalikan dari epirogenesa, yaitu gerakan pada lapisan kulit bumi akibat pengangkatan atau penurunan permukaan bumi dengan proses yang relatif cepat, cakupan sempit, dan dalam kurun waktu relatif singkat. Orogenesa menghasilkan patahan dan lipatan yang banyak dijumpai di berbagai tempat di permukaan bumi.

1.    Lipatan (Fold)
Lipatan terjadi akibat adanya aktivitas tenaga endogen secara mendatar pada permukaan bumi yang bersifat plastis (liat/lentur/lunak). Saat permukaan bumi yang bersifat plastis mengalami tekanan secara terus-menerus, maka permukaan bumi akan terlipat. Lipatan membentuk ketampakan berupan cembungan dan cekungan. Puncak lipatan berupa permukaan cembung disebut sebagai antiklinal, sedangkan bagian lembah berupa permukaan cekung disebut sebagai sinklinal. Terdapat juga istilah lipatan monoklinal, yaitu lipatan yang terbentuk pada wilayah yang telah mengalami patahan sebelumnya. Kemiringan lipatan monoklinal hanya terdapat pada satu sisi saja, yaitu pada bagian yang mengalami patahan.
Berdasarkan posisi sumbu lipatan, lipatan dapat dibedakan sebagai berikut.
a.   Lipatan tegak (symmetrical folds), yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal dengan arah yang sama dan sama kuat.
b.    Liputan miring (asymmetrical folds), yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal dengan arah yang tidak sama.
c.   Lipatan menggantung, yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal dengan arah yang tidak sama, bagian puncaknya terangkat tinggi sehingga seolah seperti menggantung.
d.   Lipatan isoklinal, yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal yang terjadi secara terus-menerus membentuk permukaan yang sejajar.
e.   Lipatan rebah (overturned folds), yaitu lipatan yang terbentuk akibat pengaruh tekanan secara horizontal dari satu arah saja secara terus-menerus.
f.  Lipatan kelopak, terbentuk akibat tekanan dari dalam, namun bagian tengah lapisan tidak menjadi tipis.

2.    Patahan (Faults)
Patahan terjadi akibat adanya aktivitas tenaga endogen dengan tekanan yang sangat kuat terhadap permukaan bumi yang bersifat keras sehingga menyebabkan patahnya lapisan batuan kerak bumi. Patahan menghasilkan ketampakan berupa graben/slenk dan horst. Graben adalah ketampakan permukaan bumi yang lebih rendah daripada daerah sekelilingnya. Graben terbentuk akibat tekanan berupa tarikan dari dua arah sehingga kerak bumi mengalami penurunan. Sementara itu, horst adalah ketampakan berupa permukaan yang lebih tinggi daripada daerah sekelilingnya. Horst terbentuk akibat tekanan secara horizontal yang memusat sehingga kerak bumi mengalami kenaikan. Bagian yang mengalami pergeseran posisi, baik naik maupun turun, disebut sebagai dinding menggantung (hanging wall). Bagian yang tetap posisinya disebut sebagai dinding kaki (footwall). Terdapat pula ketampakan yang disebut sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal saat hanya sebagian permukaan saja yang mengalami pergeseran.
     Patahan dapat dibedakan menjadi dip slip faults dan strike strip faults. Dip slip faults adalah patahan secara vertikal yang bentuknya mengikuti sudut kemiringan lereng. Sementara itu, strike strip faults adalah patahan secara horizontal yang bentuknya mengikuti arah lereng. Dip slip faults dapat dibedakan menjadi normal fault dan reserve fault. Normal fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak turun terhadap footwall. Reserve fault adalah patahan yang terbentuk apabila hanging wall bergerak naik terhadap footwall.

No comments:

Post a Comment

Postingan Terbaru

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya

Klasifikasi Sumber Daya Alam  Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya Bagaimanakah klasifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat da...

Paling Banyak Dibaca