Teori Asal Mula Tata Surya
Bagaimana tata surya dapat terbentuk?
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para
ahli tentang asal mula terbentuknya tata surya. Beberapa teori tersebut antara
lain sebagai berikut.
1. Teori
Tidal (Pasang Surut Gas)
Teori
tidal (pasang surut gas) dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada
1918. Teori ini menyempurnakan penemuan Buffon yang telah dikenal lebih dulu. Menurut
teori ini, pada ratusan juta tahun yang lalu ada sebuah bintang besar yang
bergerak mendekati Matahari. Akibat jarak yang dekat dan pengaruh gaya
gravitasi bintang tersebut, terjadi pasang surut pada Matahari, saat itu Matahari
masih berupa kumpulan gas. Oleh karena itu, timbullah semacam gelombang raksasa
dari Matahari akibat gaya tarik bintang besar tersebut. Gelombang tersebut membentuk
lidah pijar yang membentang dari arah Matahari menuju ke bintang besar
tersebut. Lidah pijar mengalami pemadatan partikel gas, kemudian menjadi gumpalan-gumpalan
sehingga terpisah satu sama lain. Gumpalan tersebut membentuk planet-planet.
Bintang besar yang telah menyebabkan bagian Matahari terpisah, kemudian bergerak sesuai dengan orbitnya di jagat raya. Bintang besar bergerak semakin menjauh sehingga pengaruhnya terhadap Matahari maupun terhadap planet yang telah terbentuk hilang. Planet-planet yang telah terbentuk kemudian mengalami pendinginan. Planet-planet yang berukuran kecil mengalami proses pendinginan secara cepat. Sementara itu, planet-planet yang berukuran besar mengalami pendinginan secara lambat. Selain mengalami pendinginan, planet-planet juga masih terus bergerak mengelilingi Matahari. Akibat gerakan dilakukan dengan orbit berbentuk elips, suatu ketika akan terjadi jarak minimum antara planet dan Matahari. Terjadi tarikan kuat Matahari terhadap planet-planet tersebut sehingga terjadi pasang surut pada planet yang menyebabkan sebagian materi kecil dari planet terpisah. Materi yang terpisah tersebut kemudian mengalami proses pendinginan sehingga membentuk satelit yang berputar mengelilingi planet.
2. Teori
Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh Raymond
Arthur Lyttleton. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan
salah satu bintang kembar yang saling mengelilingi dengan bintang yang lain. Ada
bintang lain yang menabrak salah satu bintang kembar sehingga bintang kembar
tersebut hancur menjadi bagian-bagian kecil. Pecahan tersebut terus berputar,
lalu mendingin menjadi planet-planet. Planet-planet terus mengelilingi bintang
yang tidak hancur, yaitu Matahari.
3. Teori
Nebula (Kabut)
Teori nebula dikemukakan oleh Immanuel
Kant dan Laplace pada 1796. Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya terdapat
kabut gas dan debu (nebula) yang sangat panas. Sebagian besar kabut tersebut
terdiri atas hidrogen dan sedikit helium. Saat mengalami proses pendinginan,
kabut gas tersebut menyusut. Semakin lama bentuk kabut gas yang menyusut
berubah dari bentuk bulat bola menjadi berbentuk semacam cakram. Sebagian besar
materi kabut gas terkumpul di pusat cakram dan akhirnya kemudian menjadi Matahari.
Sementara itu, materi kabut gas sisanya membentuk seperti cincin dan tetap mengelilingi
Matahari sebagai pusatnya. Setelah mengalami pendinginan, bagian yang terpisah
ini menjadi planet-planet, termasuk masing-masing satelitnya.
4. Teori Big Bang
Teori big bang dikemukakan oleh George Lemaitre. Teori ini
menyatakan bahwa pada mulanya alam semesta adalah primeval atom yang
berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika materi ini
meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang angkasa. Materi-materi tersebut
akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, dan
partikel-partikel lain. Teori ini didukung oleh seorang astronom Amerika
Serikat yang bernama Edwin Hubble. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang
telah dilakukan, Hubble menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis
dan terus berubah.
5. Teori
Planetesimal (Planet Kecil)
Teori
planetesimal dikemukakan oleh Moulton dan Chamberlin pada 1905. Mereka adalah
dua sarjana yang berasal dari Amerika Serikat. Teori ini mengemukakan bahwa pada
mulanya tata surya terbentuk dari kabut gas yang mengelilingi inti gas panas.
Kabut gas tersebut terus berputar mengelilingi inti gas hingga terpilin
(disebut kabut pilin). Kabut pilin tersebut terdiri atas buritan material padat
yang disebut planetesimal. Lama-kelamaan kabut gas yang terpilin berubah menjadi
bahan-bahan padat, kemudian menjadi planet. Sementara itu, inti gas panas menjadi
Matahari.
No comments:
Post a Comment