Jagat Raya dan Tata Surya
Sumber: https://www.goodfreephotos.com/albums/united-states/wisconsin/newport-state-park/landscape-and-milky-way.jpg |
Jagat raya atau
alam semesta adalah ruangan yang sangat luas, tidak terhingga, dan
batas-batasnya belum diketahui secara jelas. Jagat raya terdiri atas ribuan
galaksi. Galaksi adalah suatu sistem ruang angkasa yang terdiri atas bintang,
debu, dan gas yang amat luas. Setiap anggota galaksi memiliki gaya
tarik-menarik atau gaya gravitasi. Galaksi terdiri atas miliaran bintang. Bintang-bintang
tersebut memiliki warna, ukuran, dan ciri-ciri yang beraneka ragam.
Sistem tata
surya termasuk dalam sebuah galaksi yang bernama Galaksi Bima Sakti. Selain
Galaksi Bima Sakti, masih ada banyak galaksi lainnya. Galaksi yang terdekat
dengan Bima Sakti adalah Andromeda. Kedua pusat galaksi ini berjarak 1,5 juta
tahun cahaya. Jarak tersebut sangat jauh, bukan? Perbandingannya, jarak Bumi
dengan Matahari adalah 8 1/3 menit cahaya atau 500 detik cahaya. Jika dalam 1
detik cahaya dapat menempuh jarak 300.000 km, jarak Bumi dengan Matahari adalah
500 x 300.000 km = 150 juta km. Kamu dapat membayangkan berapa jauh jarak
antara kedua pusat galaksi yang berada pada rentang 1,5 juta tahun cahaya.
Matahari
merupakan pusat tata surya. Dalam sistem tata surya ini, benda-benda angkasa
bergerak mengelilingi Matahari karena adanya reaksi gaya gravitasi antara
Matahari dan benda-benda angkasa tersebut. Benda-benda angkasa dalam tata surya
terdiri atas planet yang juga dikelilingi oleh benda angkasa yang lebih kecil, yaitu
satelit, asteroid atau planet minor, meteorid, dan komet.
Ada 2 paham yang
berkaitan dengan pusat tata surya, yaitu paham geosentris dan paham heliosentris.
Paham geosentris menyebutkan bahwa Bumi merupakan pusat tata surya. Paham ini
dicetuskan oleh ahli filsafat Yunani kuno yang bernama Claudius Ptolomeus.
Paham ini dianut oleh sebagian besar orang hingga 14 abad lamanya. Pada masa
itu, orang-orang Yunani melakukan pengamatan dan telah mengenal 5 planet selain
Bumi, yaitu Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Pada abad ke-16, Nicolaus Copernicus, seorang ilmuwan Polandia, mengubah paham geosentris dengan pendapatnya bahwa Matahari merupakan pusat tata surya. Pandangan ini disebut paham heliosentris. Pandangan Copernicus ini berdasarkan atas hasil pengamatan yang teliti serta dengan perhitungan yang sistematis. Paham ini masih diyakini kebenarannya hingga saat ini.
No comments:
Post a Comment