Friday, December 29, 2017

Teori Perkembangan Muka Bumi

Teori Perkembangan Muka Bumi
Sumber: https://upload.wikimedia.org author by Luca Galuzzi
Bagaimanakah proses berlangsungnya perkembangan muka bumi? Apa saja yang terjadi?
Ada beberapa teori tentang perkembangan muka bumi, antara lain teori continental drift, kontraksi, Laurasia-Gondwana, dan tektonik lempeng.

1.    Continental Drift
Teori continental drift dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener pada tahun 1912. Wegener mengatakan bahwa semua benua berasal dari satu daratan besar yang disebut Pangea. Selanjutnya, daratan ini mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan terbentuknya Gondwana sebagai pecahan dari Pangea pada sekitar 200 juta tahun yang lalu. Sekitar 100 juta tahun kemudian Gondwana terpisah-pisah. Akhirnya, secara perlahan-lahan daratan ini mengalami pergeseran ke arah ekuator, kemudian terbentuk benua-benua seperti sekarang.

2.    Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Bana dan Elie De Baumant. Menurut teori ini, bumi mengalami penyusutan dan pengerutan akibat pendinginan sehingga terbentuklah lembah dan pegunungan. Pada tahun 1960-an para ilmuwan menemukan suatu garis di mana bahan basalt dari astenosfer (lapisan di atas mantel bumi) muncul ke permukaan dan membentuk pematang tengah samudra. Proses ini berlangsung terus-menerus sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat permukaan dasar lautan yang menggerakkan benua.

3.    Laurasia-Gondwana
Teori Laurasia-Gondwana dikemukakan oleh Suess pada tahun 1884. Menurut Suess, bumi terdiri atas dua benua yang berada di belahan bumi utara (Laurasia) dan selatan (Gondwana). Selanjutnya, kedua benua tersebut secara perlahan-lahan bergerak ke arah ekuator dan akhirnya terpecah menjadi beberapa benua seperti sekarang.

4.    Lempeng Tektonik
Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh F. Vine dan D. Matthews pada tahun 1963. Teori ini berdasarkan penemuan garis-garis magnetis bumi yang menunjukkan bahwa batuan-batuan di dasar laut jauh lebih muda daripada batuan yang ada di atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa bumi terdiri atas lempengan-lempengan yang berupa daratan dan lautan. Lempeng tersebut bergerak dengan arah dan kecepatan masing-masing. Ada lempeng yang bergerak saling mendekat dan ada pula yang saling menjauh.

Bagaimanakah para ilmuwan dapat menentukan umur bumi? Cara apa yang digunakan?
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tentang pengukuran umur bumi. Teori-teori pengukuran umur bumi antara lain sebagai berikut.

1.    Teori Sedimen
Menurut teori ini, pengukuran umur bumi dilakukan berdasarkan perhitungan tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui tebal lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk tiap tahun dan dibandingkan dengan tebal batuan sedimen di bumi sekarang, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kulit bumi. Berdasarkan teori sedimen, diperkirakan umur bumi kurang lebih 500 juta tahun.

2.   Teori Kadar Garam
Menurut teori ini, pengukuran umur bumi dilakukan berdasarkan perhitungan kadar garam di laut. Pada awalnya, diperkirakan laut berair tawar. Sirkulasi air (siklus hidrologi) menyebabkan air mengalir dari darat melalui sungai menuju ke laut membawa garam-garam. Keadaan ini berlangsung terus-menerus sepanjang waktu. Kenaikan kadar garam setiap tahun dibandingkan dengan kandungan kadar garam di laut saat ini. Ternyata, dapat diketahui bahwa bumi telah terbentuk sekitar 1.000 juta tahun yang lalu.

3.    Teori Termal
Berdasarkan teori ini, pengukuran umur bumi dilakukan berdasarkan perhitungan suhu bumi. Diperkirakan pada awalnya bumi adalah batuan yang sangat panas, kemudian lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu bumi, maka dapat diperkirakan lama perubahan bumi menjadi batuan yang ada saat ini. Menurut ahli fisika Inggris, yaitu Elfin, bumi memerlukan waktu sekitar 20.000 juta tahun sehingga menjadi seperti yang ada saat ini.

4.    Teori Radioaktivitas
Teori pengukuran umur bumi yang dianggap paling benar adalah berdasarkan waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam teori ini, diperlukan pengetahuan mengenai pembagian waktu unsur-unsur radioaktif. Dengan mengetahui perbandingan kadar unsur radioaktif dan unsur hasil peluruhan dalam suatu batuan, maka dapat dihitung umur batuan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa umur bumi berkisar antara 5.000 hingga 7.000 juta tahun.

No comments:

Post a Comment

Postingan Terbaru

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya

Klasifikasi Sumber Daya Alam  Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya Bagaimanakah klasifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat da...

Paling Banyak Dibaca