Friday, December 29, 2017

Satelit, Komet, Asteroid, dan Meteor

Satelit, Komet, Asteroid, dan Meteor

Apakah yang dimaksud dengan satelit, komet, asteroid, dan meteor?
Sumber: https://pixabay.com/p-639574/?no_redirect
Di jagat raya terdapat sebuah sistem benda langit yang disebut dengan tata surya. Tata surya terdiri atas Matahari, beberapa planet, satelit, komet, asteroid, meteor, dan benda-benda langit lainnya. Saat ini kita akan membahas tentang satelit, komet, asteroid, dan meteor.

1.    Satelit
Satelit adalah benda langit yang bergerak mengelilingi planet. Bersama dengan planet yang dikelilinginya, satelit juga mengelilingi Matahari. Peredaran satelit mengelilingi planet disebut gerak revolusi satelit. Satelit juga berotasi, yaitu berputar mengelilingi sumbunya sendiri. Pada umumnya arah rotasi dan revolusi satelit sama dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari barat ke timur. Jumlah satelit masing-masing planet berbeda-beda. Ada planet yang memiliki banyak satelit, seperti Yupiter dan Saturnus, ada planet yang memiliki 1 satelit saja, seperti Bumi, serta ada pula planet yang tidak memiliki satelit, seperti Merkurius dan Venus.
Bulan merupakan satu-satunya satelit Bumi. Bulan berotasi selama satu bulan (29,5 hari), sama dengan revolusinya. Oleh karena itu, permukaan Bulan yang dilihat dari Bumi akan selalu sama. Jarak antara Bumi dengan Bulan kira-kira sejauh 384.403 km. Massa Bulan kurang lebih 1/10 massa Bumi, diameter Bulan sebesar 3.160 km, dan gravitasi Bulan 1/6 kali gravitasi Bumi. Permukaan Bulan berkawah dan bergunung. Ada bagian yang gelap, halus, dan datar, disebut Lembah Maria. Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga perbedaan suhunya sangat ekstrem, yaitu suhu tertingginya 110o C dan suhu terendahnya -173o C. Hal ini terjadi karena ketika terjadi penyinaran oleh matahari tidak ada lapisan pelindungnya, sedangkan ketika penyinaran tidak berlangsung panas yang telah diterima akan dihamburkan seluruhnya. Tidak adanya atmosfer menyebabkan bunyi tidak dapat merambat, langit sangat gelap (hitam), dan tidak ada siklus air.

2.    Komet
Komet lebih dikenal dengan sebutan bintang berekor karena komet diselubungi awan dan gas sehingga tampak seperti memiliki ekor. Komet terdiri atas bagian kepala dan ekor. Bagian kepala tersusun atas inti yang berupa bahan padat menyerupai bintang sangat kecil dan koma sebagai pembungkus inti. Sementara itu, ekor komet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekor yang lurus berupa gas dan ekor yang melengkung berupa debu. Panjang ekor komet dapat mencapai jutaan mil. Ketika mendekati Matahari, koma dapat bertambah besar. Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari karena terdorong oleh radiasi Matahari. Semakin dekat dengan Matahari, semakin besar tekanan cahaya Matahari sehingga semakin panjang pula ekor komet. Komet terdiri atas berbagai gas, termasuk sianogen, karbon monoksida, nitrogen, hidroksil, dan nitrogen hidrid.
Komet beredar secara periodik. Misalnya, Komet Halley yang mendekati Bumi pada tahun 1910, kemudian muncul lagi pada tahun 1986. Selain itu, ada Komet Kahoutek yang mendekati Bumi pada tahun 1973, diperkirakan muncul lagi pada 4.000 tahun yang akan datang. Beberapa komet lainnya yang telah ditemukan dan diberi nama, antara lain Wolf, Ecke, Brooks, Taylor, Holmes, Gale, Whipple, Wild, West, dan Wilson, Arend-roland, Maikos, Ikeya-seki, Shoemaker-levy, Hyakutake, Halebopp, Lovejoy, Elenin, Hartley, Kopff, Swan, dan Bode.

3.    Asteroid
Asteroid adalah benda-benda langit yang tersebar di antara orbit planet Mars dan Yupiter, yaitu kira-kira 500 juta km dari Matahari. Asteroid jumlahnya sangat banyak, telah ditemukan kurang lebih 18.000 buah. Asteroid tampak bersinar karena benda ini sama seperti planet, menerima dan memantulkan cahaya Matahari. Teori pembentukan asteroid mengatakan bahwa pada mulanya terdapat sebuah planet di antara Mars dan Yupiter, tetapi kemudian planet tersebut meledak dan hancur berkeping-keping menjadi asteroid. Ukuran asteroid bervariasi, ukuran asteroid yang kecil berdiameter sekitar 1 km, misalnya Asteroid Icarus dan Hermes dengan diameter 1,5 km. Sementara itu, asteroid besar dapat mencapai diameter 900 km, misalnya Ceres (955 km). Beberapa asteroid yang telah diberi nama, antara lain Palas (diameter 560 km), Hygola (450 km), Vesta (391), Euphroosyne (370 km), Interamnia (350 km), dan Davida (323 km).

4.    Meteor
Meteor adalah benda langit di ruang angkasa, baik yang terdiri atas senyawa logam maupun batuan. Meteor sering disebut juga sebagai bintang jatuh karena dapat memasuki atmosfer Bumi, bergesekan dengan atmosfer, kemudian terbakar sehingga menghasilkan cahaya. Meteor terbentuk karena adanya pecahan asteroid, ekor komet, atau pecahan benda langit lainnya. Meteor berwujud seperti bongkahan logam besi dan nikel. Meteor yang jatuh sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit. Meskipun banyak meteorit yang masuk ke atmosfer Bumi karena terpengaruh gravitasi Bumi, jarang ada yang mencapai permukaan Bumi. Umumnya meteorit akan terbakar ketika bergesekan dengan atmosfer Bumi. Beberapa meteorit yang dapat mencapai permukaan Bumi misalnya Meteor Anhighito Greendland dengan berat 34 ton serta Meteor di Kawah Barringer dengan diameter 1.400 meter, kedalaman 190 meter, dan berat sekitar 50.000 ton.

No comments:

Post a Comment

Postingan Terbaru

Klasifikasi Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya

Klasifikasi Sumber Daya Alam  Berdasarkan Sifat dan Proses Pemulihannya Bagaimanakah klasifikasi sumber daya alam berdasarkan sifat da...

Paling Banyak Dibaca